Berita Baru :
Home » , » OPINI - Kontaminasi Politik Kampus

OPINI - Kontaminasi Politik Kampus

Penulis : Unknown on Tuesday, January 20, 2015 | 1:52 AM

Agen of change dan agen of control serta sosial force, gelar itulah sebagai panggilan yang sering nobatkan bagi seorang mahasiswa yang mengenyam pendidikan di sebuah perguruan tinggi. Namun gelar itu tidaklah layak diberikan bagi mahasiswa di era modernisasi ini, karena tidaklah mengamalkan prinsip-prinsip independensi mahasiswa sesungguhnya.

Pergeseran nilai ini membuat pengamalan ilmu pengetahuan dalam diri mahasiswa bergeser 180 derajat dari apa yang diharapkan dalam tri dharma perguruan tinggi. Hal ini terjadi karena agen of change tidak lagi sadar akan tugas dan fungsi serta   tanggung jawabnya sebagai agen perubahan. Inilah realita yang terjadi dikampus dan lingkungan pendidikan mahasiswa dewasa ini.

Contoh paling nyata adalah ketika sebuah kegiatan mahasiswa yang bersifat akademis dilakukan tanpa ikhlas dan didukung oleh dana yang memadai yang tak jelas asalnya. Mahasiswa berbuat tanpa ikhlas dan hanya berorientasi pada keuntungan materil dari kegiatan tersebut. Inilah kemerosotan nilai moral mahasiswa yang harus diluruskan bersama pada era globalisasi ini.

Sebagai agen of control, mahasiswa boleh saja terlibat dalam berbagai dunia lain selain dunia kampus, baik itu dunia politik, agama, ekonomi dan lain-lain sebagainya. Namun tidak boleh melupakan kodrat dan fitrahnya sebagai mahasiswa yang bermoral dan berprilaku baik. Nilai dan I’tikad baik harus ditonjolkan guna memberikan sesuatu yang terbaik untuk kampus dan bangsa yang dicintai ini.

Setiap manusia punya hajat tersendiri dalam kehidupan, begitu pula dengan mahasiswa. Tentu hajat untuk hidup yang mapan dan lebih baik dari sebelumnya sangat dibutuhkan. Namun harus punya cara yang baik dan santun untuk mewujudkan keinginannya itu. Kepentingan yang bersifat pribadi harus ditahan sejenak dan diutamakan untuk mengedepankan kepentingan orang banyak demi terwujudnya kemashlahatan ummat.

Tahun guncangan hati
2014 merupakan tahun yang bisa mengguncang hati setiap mahasiswa yang katanya bersifat independen. Karena tahun ini adalah tahun dimana pesta demokrasi dimulai dan tahun untuk berpesta pora dengan uang dan jabatan.  Disaat inilah independensi seorang insan akademis diuji dan hal ini bisa meruntuhkan dan layu hanya diakibatkan oleh kepentingan pribadi alias kepentingan perut semata. Hal ini harus diwaspadai bersama, karena jika politik 2014 ini berhasil mencuri minat dan perhatian mahasiswa secara tidak sehat, maka yang terjadi adalah independensi kaum akademis akan hilang dan akan semakin merosotnya moralitas anak bangsa.

Seorang insan akademis tidak dilarang berkecimpung diberbagai partai politik. Namun harus tetap menjaga independensi yang ada. Independensi yang harus dimiliki adalah etis dan organisatoris. Secara individu kita berhak memilih siapa saja yang disukai, namun secara organisasi kita juga bisa melihat siapa dan apa serta bagaimana yang berhak untuk dipilih. Akan tetapi diharapkan tidak berorientasi pada kepentingan materil. Karena jika sudah mengedepankan materil dikhawatirkan akan merusak citra dan moral sebagai mahasiswa.

Disaat politik sudah merajalela dikalangan akademisi dan berusaha melakukan pembodohan terhadap masyarakat. Maka inilah awal dari kehancuran bangsa ini, karena kaum terpelajar tidak lagi mencerdasi masyarakat dengan ilmu yang dimiliki. Namun hanya melakukan pembodohan massal. Hal ini harus dipahami dan dicermati agar tidak terjadi dikalangan kaum terpelajar.

Banyak dari kaum terpelajar ini hanya mengambil keuntungan sesaat dari nama yang sedang disandang (mahasiswa). Namun tidak mempunyai nilai positif dan tanggungjawab moral yang bisa diberikan untuk kemajuan kampus dan organisasi yang sedang digelutinya serta bangsa Indonesia.

Membumikan tri dharma perguruan tinggi
Sudah saatnya mahasiswa merubah pola pikir dan sikap serta prilaku untuk menuju kearah yang lebih baik. Tri dharma perguruan tinggi merupakan landasan dasar dan menjadi pedoman utama bagi setiap insan akademis disetiap perguruan tinggi. Jika butir-butir yang tertuang dalam tri dharma tersebut diamalkan akan membuat pribadi seorang mahasiswa tersebut bermoral layaknya harapan sebagai agen of change.

Pendidikan merupakan hal utama yang harus dikembangkan dengan melakukan penelitian dan menerapkan ilmu tersebut yang selanjutnya melakukan pengabdian pada masyarakat sesuai dengan bidang ilmu yang dimiliki. Maka inilah sosok yang dirindukan oleh bangsa dan Negara Indonesia untuk menuju Indonesia Emas tahun 2020.

Calon pemimpin masa mendatang diharapakan memiliki integritas yang tinggi, karena seorang pemimpin bukan dilihat dari pengalamannya, akan tetapi juga pengamalannya terhadap ilmu pengetahuan itu sangat dibutuhkan serta pengabdian pada masyarakat. Jika kita seorang mahasiswa, diharapkan dapat mengamalkan tri dharma perguruan tinggi demi terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhai oleh Tuhan yang Maha Esa. Semoga!!!

Rahmadi M. Ali, Mahasiswa Universitas Malikussaleh(Unimal).
Share this article :

Post a Comment

 
Design Template by Teuku Reza Rizki | Support by creating website | Powered by Said Arif Tirtana